Minggu, 30 November 2008

RiWaYaT MaSuK PLaNo UnDiP


RIWAYAT MASUK PLANOLOGI UNDIP

Planologi adalah kata yang tak pernah terlintas didalam pikiran saya sewaktu awal SMA kelas 3. Planologi dikenalkan oleh orangtua saya kepada saya pada waktu pertengahan SMA kelas 3. Pada awalnya saya pikir Planologi adalah hal-hal yang berhubungan dengan tata kota yang banyak unsur menggambar di dalamnya. Apalagi kalau berhubungan dengan menggambar bangunan-bangunan di kota, saya tertarik sekali. Tetapi, setelah mengetahui lebih detil mengenai Planologi ternyata Planologi lebih menekankan unsur perencanaannya, yaitu perencanaan dalam membangun sebuah kota itu sendiri.
Awalnya sih, saya tidak begitu tertarik dengan Planologi saya lebih tertarik di bidang Arsitektur karena saya memang dari kecil menyukai hal-hal berbau menggambar. Maka dari itu sewaktu memutuskan untuk menetapkan jurusan mana yang akan dipilih sewaktu lulus SMA saya tak ragu lagi untuk memilih Teknik Arsitektur di pilihan pertama. Dan meletakan Teknik Planologi di pilihan kedua saya. Sewaktu itu saya melewati jalur SNMPTN dan saya dengan penuh resiko mengambil pilihan IPA yang hanya memiliki 2 pilihan sedangkan orangtua saya menyarankan saya untuk memilih jalur IPC saja karena memiliki lebih banyak pilihan yaitu 3. Tetapi, saya tetap bersikukuh pada pendirian saya karena saya merasa saya tidak sanggup untuk mengikuti tes IPC yang merupakan campuran IPA dan juga IPS. Akhirnya hari pengumuman pun tiba, dan ternyata saya masuk di Teknik Planologi saya bersyukur karena bisa tembus di SNMPTN yang menurut saya sangat sulit masuk.
Planologi, itulah kehidupan baru saya, saya harus menjalaninya apapun keadaannya. Setelah menjalaninya dan lebih mempelajari tentang Planologi saya jadi lebih mengerti hal-hal tentang perencanaan wilayah dan kota. Saya mulai berpikir jika saya diterima di Teknik Arsitektur saya mungkin hanya akan mempelajari tentang pembuatan bangunan-bangunan saja sedangkan di Planologi juga memikirkan perencanaannya dan juga mempertimbangkan dampak apa yang akan terjadi jika pembangunan tersebut dilaksanakan. Saya jadi lebih memiliki sikap peduli terhadap lingkungan dan lebih melatih saya berkomunikasi yang baik terhadap sekitar.
Planologi memang suatu tantangan yang harus ditaklukan, maka saya tidak akan menyerah sampai sini saja untuk tetap terus berkarya di Planologi dan membanggakan orangtua saya.

0 komentar: