Senin, 25 Februari 2013

GALAUUUUU...

Hey again,, uda lulus kuliah aja masih galau bawaannya,,ampun dah,,bukan galau pacaran lhoh *eh.galau pekerjaan tepatnya.. seperti yang uda menjadi fenomena di Indonesia atau mungkin di dunia, pengangguran bejibun banget setelah pada lulus sekolah maupun lulus kuliahhh,,and you know? i'm now part of those pengangguran! oh no! memang harus disadari sekarang ini cari lapangan pekerjaan itu susah susah gampang, tergantung pribadi masing-masing.

Menurutku pekerjaan itu dibedakan menjadi dua,,yaitu, pekerjaan berdasarkan orientasi uang dan pekerjaan berdasarkan orientasi minat/bakat. nah kalian tau apa bedanya??? yuppp uda keliatan banget kan bedanya dimana. Pekerjaan yg orientasi uang uda pasti apapun pekerjaannya, si empunya cari gawe gag peduli apapun pekerjaannya yg penting menghasilkan uang dan so pasti halal. gag pilih2 lah intinya. Nah sedangkan yang kedua adalah pekerjaan orientasi minat/bakat itu si empunya cari gawe (gag enak bgt dah nyebutnya -_-) nyari pekerjaan yg emang sesuai ama bakat dan minatnya,,pilih-pilih gitulah. cenderung idealis dan biasanya si empunya cari gawe itu agak lama nganggurnya gegara terlalu idealis nyari pekerjaan yg sesuai ama minatnyaaa..baaaahhhh bikin aja loker sendiri.gampang kan?! eh eh eh tapi anu aku ini masuk yg kedua guysssss -__- makanya dari lulus oktober 2012 kemaren belum dapet pekerjaan yg sesuai ama minat aku... huhuhuhu T.T

Kemaren sempet sih ikut proyekan dosen buat ngisi waktu luang,,tapi begitu proyeknya uda abis,,dan taraaaaa!!! here we go again nyari gawe yg lain maning! huaaahhh,, oke saatnya ngeluh :| maaf ya guys. Sekarang aku baru sadar emang di dunia ini ga ada pekerjaan yg bener2 sesuai ama minat,,kalopun adapun peluangnya juga kecil coz saingannya banyakkk,. now i'm really to try open my mind to choose another option. yak asalkan ada bakat dikit-dikit ga masalah kan terjun ke dunia yg agak berbeda dgn minat kita...Kesimpulan dari tulisan ini adalah,,,,,jreng jreng jreng... jangan memilih2 pekerjaan ya guys all of you ;)

Salam Super ! :D

Senin, 29 Oktober 2012

JASA DESAIN 2D PENAMPANG JALAN


ANDA BUTUH DESAIN 2D PENAMPANG JALAN??


SERAHKAN pada AHLINYA SARJANA TEKNIK PLANOLOGI UNDIP :D

Jasa desain 2D PENAMPANG MELINTANG JALAN untuk individu, organisasi maupun komunitas. Pengerjaan  desain maksimal 2 hari. Menggunakan Software Autocad. Biaya terjangkau mulai dari Rp 40.000,- hingga Rp 200.000,- tergantung tingkat kerumitan penampang Anda. Kualitas dijamin tidak mengecewakan :)

Contoh desain penampang melintang jalan yg pernah dibuat:



































Selamat menikmati desain penampangnya, hope you enjoy it! :)

CP Eky 081575215821
Domisili Semarang
Email : eky1306@gmail.com

Sabtu, 03 Maret 2012

memories-panic at the disco

He was the Congregation's vagrant
With an unrequited love.
When your passion's exultation, 
Then finding refuge is not enough.
She was the youngest of the family
And the last to be let go.
They decided they would try
And make it on their own.


Oh, memories, where'd you go?
You were all I've ever known.
How I miss yesterday.
And I let it fade away.
Where'd you go?
Oh, oh, oh, oh. 
Oh, oh, oh, oh.


When July became December
Their affection fought the cold, 
But they couldn't quite remember
What inspired them to go.
And it was beautifully depressing
Like A Streetcar Named Desire.
They were fighting for their love
That started growing tired.

Oh, memories, where'd you go? 
You were all I've ever known.
How I miss yesterday.
And I let it fade away.
Don't fade away.


Money lost momentum
And the bills were piling high.
Then the smile, it finally faded
From the apple of their eye.
And they were young and independent, 
And they thought they had it planned.
Should've known right from the start
You can't predict the end.


Oh, memories, where'd you go? 
You were all I've ever known.
How I miss yesterday.
And how I let it fade away.


Oh, memories, where'd you go?
You were all I've ever known.
How I miss yesterday.
And how I let it fade away.
Don't fade away.

Selasa, 25 Oktober 2011

arsitek adalah impiankuu :D

Kuliah uda semester 7 undip tapi masi saja berkeninginan menjadi seorang arsitek di masa depan. Walaupun banyak yang meragukan kemampuanku,,aku harus berjuang biar impianku tercapai kelak :D  Dari segi orangtuaku sendiri juga sepertinya meragukan karena mungkin mereka pikir aku sudah kuliah di planologi undip kenapa tidak dilanjutkan saja ke pekerjaan yang berhubungan dengan 'plano' tetapi dari diriku sendiri mempunyai tekad yang bulat untuk melanjutkan kuliah S2 di arsitektur di ITB (masi sebatas anganku) untuk mewujudkannya aku ingin berusaha dari smesteri ini ,,mulai mengenal arsitektur,,karena memang pada awalnya aku ingin masuk arsitek undip,namun hasil SNMPTN berkata lain. Walaupun begitu aku tetap tak putus asa untuk mengejar impianku menjadi seorang arsitek. Semester 7 ini misalnya, aku sudah harus menentukan tema Tugas Akhir, dan aku memilih yang berkaitan dengan arsitek. Ya Rancang. Mungkin sebagian bertanya-tanya kenapa sebegitu inginnya aku menjadi seorang arsitek. Aku suka menggambar dan suka sekali sesuatu yang  berhubungan dengan 'art'.  Mulai sekarang aku akan berusaha untuk mewujudkan impianku dan membuktikan pada semua orang (terutama orang tuaku) bahwa aku bisa menjadi apa yang aku inginkan :) :) :) semangaaaaatttt ^^

Minggu, 21 Juni 2009

Review Tugas Besar_

ReViEw...
Pembangunan Kota Baru berwawasan lingkungan merupakan suatu tema tugas besar yang diberikan pada kami. Pembangunan suatu kota baru merupakan hal yang diinginkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, kota baru yang diinginkan adalah kota baru yang berwawasan lingkungan. Sesuatu yang baru tidaklah harus menghilangkan sesuatu yang lama apalagi sesuatu yang bernilai historis. Karena bila suatu yang lama atau kuno merupakan identitas atau ciri khas suatu kota, maka pembangunan haruslah memperhatikan hal-hal tersebut.
Seperti halnya di Kota Semarang terdapat suatu kawasan kota lama. Kawasan kota lama tersebut sangatlah bernilai historis bagi Kota Semarang. Pembangunan yang dilakukan sebaiknya tidaklah merusak suatu kawasan tersebut. Pembangunan dapat dilakukan dengan hanya memugar kembali bangunan-bangunan tersebut. Dengan begitu, pembangunan tidaklah merusak sesuatu yang historis tetapi melestarikan nilai historis tersebut.
Kawasan Kota Lama seperti Pasar Johar dapat berkembang sebagai pusat perdagangan. Sedangkan , Gereja Blenduk dan Kota Lama yang cukup bersejarah serta berpotensi sebagai pusat pariwisata.

KoNtRiBuSi...
Dalam tugas besar ini, kelompok kami membagi tugas diantara para anggota. Para anggota kelompok dibagi dalam 4 kelompok kecil. Yang bertanggung jawab atas skenario, film, website, kemudian poster. Yang saya lakukan saat pembuatan tugas besar yaitu pada pembuatan poster. Kami semua ikut memberikan ide dalam pembuatan poster sesuai dengan judul tugas besar yang kami ambil. Barulah saya bersama teman-teman pembuat poster mencoba merealisasikan ide-ide tersebut. Dalam pembuatan poster kami mangalami banyak revisi. Tapi, kami terus mencoba memperbaikinya sesuai saran dari para dosen. Setelah perbaikan demi perbaikan poster kami akhirnya disetujui oleh para dosen pembimbing.

SaRaN...
Pembuatan tugas besar ini sangatlah menyenangkan karena kami menjadi lebih memiliki banyak pengalaman dalam mengkoordinasi kelompok juga dalam mengaplikasikan teori-teori yang diberikan oleh para dosen. Saran saya mungkin lebih pada pembangunan kota baru tidaklah harus merusak nilai-nilai historis suatu kota.

Minggu, 30 November 2008

ArTiKeL PeRmAsAlAhAn PeRenCaNaaN KoTa


ARTIKEL TENTANG PERMASALAHAN PERENCANAAN KOTA
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN


Urbanisasi merupakan fenomena global yang berdampak pada timpangnya penyediaan perumahan dan pemukiman di kawasan perkotaan. Permintaan yang besar dan terjadi terus-menerus, tidak dapat dipenuhi oleh penyediaan. Pada kota-kota di negara-negara berkembang, masalahnya lebih rumit, karena pertumbuhan penduduk yang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan yang terjadi di negara-negara maju. Kemampuan penyediaan perumahan secara formal, seperti real estat, dan perumahan dari pemerintah atau swasta, sangat terbatas dan hanya menyentuh golongan menengah ke atas. Sementara golongan berpendapatan rendah tak terjamah dan dibiarkan mencari jalan keluar sendiri. Dampaknya adalah tumbuh suburnya permukiman informal, yang di Indonesia lazim dinamakan kampung, dengan ciri padat, kumuh, jorok, tidak mengikuti aturan-aturan resmi, dan mayoritas penghuninya miskin.
Persoalan perkotaan kemudian timbul, selain kesenjangan antara permintaan dan penyediaan perumahan, karena tidak peka dan tidak ada kepedulian dari penentu kebijakan terhadap golongan miskin. Permukiman informal menjadi terlantar, terutama dalam penyediaan layanan perkotaan. Banyak pendapat tentang penyebab urbanisasi, terutama tentang migrasi. Douglass berpendapat bahwa perbedaan yang mencolok antara upah buruh di desa dan kota adalah salah satu penyebab mengalirnya penduduk pedesaan ke kota. Organisasi Buruh Sedunia berpendapat bahwa kota memberi kesempatan kerja lebih banyak daripada desa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kehadiran kaum migran yang katanya tidak bermodal dan tidak berpendidikan itu harus diterima sebagai kenyataan, karena akhirnya mereka dapat menyelesaikan persoalan mereka sendiri. Mereka membangun permukiman, menciptakan lapangan kerja, tanpa bantuan siapapun. Ironisnya, mereka seringkali menjadi korban kepicikan kebijakan, berupa pengusiran (dengan kemasan operasi yustisi) dan penggusuran. Pertimbangan sosial terlindas oleh pendekatan kekuatan Tramtib yang diskrimatif dalam kependudukan.
Sejak kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan para elite politik beberapa bulan lalu di Cengkareng, pencanangan pembangunan rumah susun mulai gencar dilakukan. Akan dibangun menara-menara rumah susun di setiap kota besar untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah, yang miskin dan berdiam di permukiman kumuh. Kota-kota akan tertata lebih rapi, tak ada permukiman kumuh, dan ini juga sekaligus berarti mengentaskan kemiskinan. Menara-menara itu akan dibangun di tengah kota, dekat dengan lapangan kerja, dan mengurangi kemacetan lalu lintas. Prakarsa ini sekilas sangat menarik, tapi tidak didahului dengan penelitian atau pengamatan terhadap pengalaman membangun rumah susun. Kemungkinan juga, Wakil Presiden telah menerima informasi yang keliru, apalagi objek peninjauan ke Cengkareng itu dipusatkan pada rumah susun sumbangan Yayasan Budha Tzu Chi, sebuah sumbangan berupa rumah susun 1.100 unit, untuk memindahkan pemukim di Bantaran Kali Angke yang kumuh, dengan lahan milik Perumnas, dibangun oleh Yayasan Cinta Kasih, dan Pemprov DKI yang mengisinya dengan penghuni. Hal ini menjelaskan bahwa memindahkan kaum miskin dari perumahan kumuh ke rumah susun tidak mengentaskan kemiskinan. Model pembangunan ini, yang lebih tepat dinamakan perumahan sosial (social housing), juga tidak berkelanjutan karena terjadi subsidi terus-menerus. Kalau model ini yang akan dipakai sebagai kebijakan pemerintah, maka asas pemerintah sebagai pemberdaya (enabler), akan kembali ke penyedia (provider). Ini berarti, lebih banyak dana yang harus disediakan.
Memindahkan kelompok sasaran dari permukiman kampung ke permukiman teknokratik seperti rumah susun, hendaknya mempertimbangkan latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya secara komprehensif, juga melibatkan calon penghuni rumah susun dalam proses perencanaan, yang selama ini cenderung dikesampingkan. Rancangan yang baik itu misalnya dengan melibatkan penumpang dalam ruang kemudi, arah dan tujuan dibahas bersama antara pengemudi dan penumpang. Sementara itu, perubahan sosial yang tak terelakkan pasti akan terjadi, karena yang dipindahkan bukanlah barang. Mereka berasal dari permukiman padat, dan terkadang kumuh, tapi penuh dengan nilai-nilai sosial, seperti keeratan dan keakraban. Almarhum Prof. Selo Soemardjan pernah berpendapat bahwa tinggal di rumah susun itu merasa jauh dari tetangga, sekalipun fisik berdekatan, dan tinggal di rumah susun tidak sebebas tinggal di permukiman kampung. Pembangunan menara rumah susun di tengah kota memancing pertanyaan karena lahan di tengah kota sudah penuh dengan bangunan. Diperlukan pembebasan, bukan penggusuran, dengan nilai lahan yang mahal, sehingga biaya pembangunan membengkak. Kalau rumah susun ini hanya untuk golongan miskin, maka dampaknya, makin banyak rumah susun yang dibangun, akan menambah besarnya subsidi, sehingga ada sektor lain yang dikorbankan.


Sumber: Darrundono.2006. “Mencari Model Pembangunan Perumahan yang Berkelanjutan,” dalam http://www.karbonjurnal.org

RiWaYaT MaSuK PLaNo UnDiP


RIWAYAT MASUK PLANOLOGI UNDIP

Planologi adalah kata yang tak pernah terlintas didalam pikiran saya sewaktu awal SMA kelas 3. Planologi dikenalkan oleh orangtua saya kepada saya pada waktu pertengahan SMA kelas 3. Pada awalnya saya pikir Planologi adalah hal-hal yang berhubungan dengan tata kota yang banyak unsur menggambar di dalamnya. Apalagi kalau berhubungan dengan menggambar bangunan-bangunan di kota, saya tertarik sekali. Tetapi, setelah mengetahui lebih detil mengenai Planologi ternyata Planologi lebih menekankan unsur perencanaannya, yaitu perencanaan dalam membangun sebuah kota itu sendiri.
Awalnya sih, saya tidak begitu tertarik dengan Planologi saya lebih tertarik di bidang Arsitektur karena saya memang dari kecil menyukai hal-hal berbau menggambar. Maka dari itu sewaktu memutuskan untuk menetapkan jurusan mana yang akan dipilih sewaktu lulus SMA saya tak ragu lagi untuk memilih Teknik Arsitektur di pilihan pertama. Dan meletakan Teknik Planologi di pilihan kedua saya. Sewaktu itu saya melewati jalur SNMPTN dan saya dengan penuh resiko mengambil pilihan IPA yang hanya memiliki 2 pilihan sedangkan orangtua saya menyarankan saya untuk memilih jalur IPC saja karena memiliki lebih banyak pilihan yaitu 3. Tetapi, saya tetap bersikukuh pada pendirian saya karena saya merasa saya tidak sanggup untuk mengikuti tes IPC yang merupakan campuran IPA dan juga IPS. Akhirnya hari pengumuman pun tiba, dan ternyata saya masuk di Teknik Planologi saya bersyukur karena bisa tembus di SNMPTN yang menurut saya sangat sulit masuk.
Planologi, itulah kehidupan baru saya, saya harus menjalaninya apapun keadaannya. Setelah menjalaninya dan lebih mempelajari tentang Planologi saya jadi lebih mengerti hal-hal tentang perencanaan wilayah dan kota. Saya mulai berpikir jika saya diterima di Teknik Arsitektur saya mungkin hanya akan mempelajari tentang pembuatan bangunan-bangunan saja sedangkan di Planologi juga memikirkan perencanaannya dan juga mempertimbangkan dampak apa yang akan terjadi jika pembangunan tersebut dilaksanakan. Saya jadi lebih memiliki sikap peduli terhadap lingkungan dan lebih melatih saya berkomunikasi yang baik terhadap sekitar.
Planologi memang suatu tantangan yang harus ditaklukan, maka saya tidak akan menyerah sampai sini saja untuk tetap terus berkarya di Planologi dan membanggakan orangtua saya.